Nama Staedtler sudah cukup dikenal oleh masyarakat dunia, sebagai salah satu merek alat tulis ternama. Bagaimana tidak, produk Staedtler memiliki catatan sejarah yang sangat panjang. Pensil dengan logo kesatria bertopi militer ala bangsa Romawi ini sudah ada sejak tahun 1662 saat kali pertama Friedrich Staedtler membuat pensil di Nurembergs Jerman. Bahkan sejarah pensil tidak terlepas dari nama Staedtler.
Penggunaan nama merek Staedtler digunakan oleh Johann Sebastian Staedtler cucu dari Friedrich Staedtler yang melanjutkan usaha yang dirintis oleh kakeknya dalam membuat pensil dengan mendirikan pabrik pensil di kota tua Nurembergs pada 1835.
Dengan mengambil gambar Dewa Mars atau Dewa Perang dibuatlah logo mirip kesatria Romawi yang telah mengalami beberapa perubahan. Dalam sejarah juga mencatat bahwa J.S. Staedtler pada 3 Oktober 1835 mendapatkan ijin dari dewan kota untuk memproduksi pensil, kapur tulis merah dan pensil pastel.
Sejarah Pensil Dan Perkembangannya
Sebelum ada pensil seperti sekarang, pada zaman purba menggunakan benda yang berujung tajam untuk membuat tulisan atau tanda pada dinding goa, batu, pohon, kulit binatang dan sebagainya. Sekitar 5000 tahun silam, bangsa Sumeria di Mesopotamia mulai menggunakan alat yang dibuat secara khusus untuk menulis seperti bulu angsa, kayu, bambu yang ujungnya diruncingkan.
Pada abad pertengahan, setelah grafit ditemukan maka digunakan sebagai alat tulis karena mengandung karbon hitam (arang) yang meninggalkan bekas berwarna hitam mengkilap pada bidang permukaan serta mudah dihapus.
Alat tulis yang menggunakan bahan grafit tersebut akhirnya dikenal dengan istilah pensil (lead pencil). Kata pencil secara etimologi berasal dari bahasa Latin penicillus, yang artinya ekor kecil.
Awal alat tulis dari bahan grafit yang digunakan untuk menulis berbentuk tidak beraturan dan dikarenakan tekstur grafit berminyak maka bongkahan grafit dibungkus dengan kulit domba atau dibebat dengan tali agar mudah digunakan dan tidak mengotori tangan.
Kemudian ditemukan cara yang lebih praktis yaitu grafit tersebut dimasukkan ke dalam sebatang kayu dengan diruncingkan ujungnya untuk memudahkan dan menghasilkan tulisan yang bagus seperti bentuk pensil sekarang.
Produksi alat tulis pensil yang berbahan grafit secara masal awalnya dikembangkan di Jerman. Pada tahun 1662 keluarga Friedrich Staedtler mulai mengembangkan pensil di Nurembergs Jerman.
Di Amerika Eberhard Faber mendirikan pabrik pensil di New York pada tahun 1760 namun menggunakan timah grafit dari Jerman.
Ahli kimia Perancis Nicholas Jacques Conté pada tahun 1895 mulai menyempurnakan bahan grafit untuk pensil agar tidak mudah patah yaitu mencampur grafit dengan air dan tanah liat kemudian dibakar sehingga didapat tingkat kekerasan yang diinginkan. Penemuan NJ Conté dipatenkan dan banyak digunakan oleh industri pensil.
Pensil Staedtler
Meskipun saat ini banyak macam alat tulis lainnya, namun pensil masih banyak digunakan orang terutama untuk kalangan profesi tertentu. Demikian juga, pensil telah mengalami perkembangan dari waktu ke waktu baik itu model maupun bahan yang digunakan. Salah satu merek yang tetap bertahan adalah pensil Staedtler.
Pensil Staedtler yang mulai diproduksi melalui industri pabrikan pada tahun 1835 masih eksis sampai sekarang. Hal ini disebabkan selalu inovatif dalam setiap usaha dan produknya. Mulai tahun 1840, Staedtler sudah berpartisipasi pada setiap pameran besar baik di Jerman maupun di negara lain.
Pada tahun 1866, penjualan pensil STAEDTLER sudah meluas hingga ke beberapa Negara besar, termasuk Austria, Prancis, Inggris, Italia, Rusia, Amerika dan Timur.
Di Indonesia produk Staedtler asli didistribusikan oleh PT ASABA yang memiliki jaringan reseller di kota-kota seluruh Indonesia. Nama Staedtler cukup melekat di masyarakat Indonesia terlebih untuk pensil staedtler 2b sehingga banyak Staedtler palsu yang beredar.
Sejarah Pensil Staedtler – Kanal Informasi