Sosok KH Noer Ali Bekasi

Nama Kyai Haji Noer Ali mungkin tidak begitu dikenal oleh masyarakat Indonesia, namun nama ini sangat populer di Bekasi, karena merupakan tokoh dan pahlawan Nasional yang lahir dan meninggal di Bekasi.

Kiprah KH Noer Ali dalam berjuang dan membidani lahirnya kota Bekasi yang dulunya bernama Jatinegara patut diteladani. Bahkan FlyOver kota Bekasi yang paling indah se Jabotabek diberi nama Fly Over KH Noer Ali Summarecon Bekasi.

KH Noer Ali yang lahir di Bekasi 15 Juli 1914 sejak kecil memiliki semangat belajar agama Islam yang tinggi dan belajar di pesantren sekitar Bekasi dan Klender, Jakarta Timur.

Saat menunaikan ibadah Haji tahun 1934, beliau menetap di sana selama 6 tahun untu memperdalam ilmu agama Islam serta aktif berorganisasi perhimpunan pelajar Betawidi Mekah. Selama di negeri orang, ia aktif berorganisasi.

Sekembalinya Beliau dari rantau, H Noer Ali mendirikan madrasah untuk mengamalkan dan mengajarkan ilmu agama yang telah dipelajari.

Saat kemerdekaan Indonesia di proklamasikan, Beliau ikut rapat Ikada digelar pada pada 19 September 1945, dan November 1945, membentuk Laskar Rakyat untuk mempertahankan kemerdekaan. Beliau kemudian menjadi Komandan Batalyon Ill Hisbullah Bekasi.

Perjuangan KH Noer Alie

Keberanian K.H. Noer Ali yang dijuluki Si Belut Putih dan Singa Karawang-Bekasi terlihat dalam Pertempùran Sasak Kapuk. Beliau juga melancarkan perang psikologis dengan memasang ratusan bendera Merah Putih dari kertas di sepanjang Bekasi-Karawang.

Belanda bertambah murka karena sebelumnya sudah sering mendapat serangan dari pasukan TNI yang dipimpin Mayor Lukas Kastaryo. P

enyair Chairil Anwar pun terinspirasi Patriotisme dan keberanian beliau dalam membela bangsa dan Negara bersama rakyat dalam menyusun puisi Kerawang Bekasi yang cukup populer itu.

K.H. Noer Ali pernah terpilih menjadi Ketua Komite Nasional Indonesia Daerah Cabang Babelan. menjabat Ketua Masyumi Cabang Jatinegara, (nama Kota Bekasi saat itu).

Dalam bidang sosial dan pendidikan, K.H. Noer Ali membentuk sebuah organisasi bernama Pembangunan Pemeliharaan dan Pertolongan Islam yang kemudian berganti nama menjadi Yayasan Attaqwa.

KH Noer Ali